Perkembangan
Dana Pembangunan di Indonesia
Dari segi perencanaan pembangunan di Indonesia, APBN adalah merupakan konsep
perencanaan pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena itulah APBN selalu
disusun setiap tahun.
Seperti namanya, maka secara garis besar APBN terdiri dari pos-pos seperti di
bawah ini:
dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan
dalam negri dan penerimaan pembangunan.
Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos
pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.
APBN disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan
memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis . hal tersebut perlu di perhatikan
mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam
negri dengan pengeluaran rutin ,belum sepenuhnya menutupi kebutuhan biaya
pembangunan di indonesia.
Meskipun dari PELITA ke PELITA jumlah tabungan pemerintah sebagai sumber pembiayaan
pembangunan terbesar , terus mengalami peningkatan , namun kontribusinya
terhadap keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan masih jauh dari yang
diharapkan.
Untuk menghindari terjadinya defisit anggran pembangunan, indonesia masih
mengupayakan sumber dana dari luar negrimdan meskipun IGGI (Inter Govermmental
Group on Indonesia)bukan lagi menjadi forum internasional yang secara formal
membantu pembiayaan pembangunan di indonesia,namun dengan lahirnya CGI
(Consultative Group on Indonesia) kebutuhan pinjaman luar negri sebagai
dana pembangunan masih dapat diharapkan. yang perlu di ingat bahwa sebaikya
pinjaman tersebut di tempatkan sebagai pelengkap pembangunan dan peran tabungan
pemerintah lah yang tetap harus dominan , bukan sebaliknya.
Penyebab terjadinya kemerosotan tabungan pemerintah diantaranya adalah :
1.
Terjadinya resesi dunia yang mengakibatkan turunnya
harga minyak bumi, dan beberapa komoditi non-migas di pasaran dunia , hal ini
berpengaruh terhadap turunya penerimaan dalam negri indonesia .
2.
Merosotnya nilai mata uang dolar amerika (Depresiasi)
terhadap mata uang asing, seperti terhadap yen jepang dan DM jerman
barat.karena niali rupiah ternyata masih dikaitkan dengan dolar amerika tersebut,maka
perekonomian indonesia-pun ikut dirugikan dengan kejadian tersebut.
Untuk memberi ilustrasi terhadap pengaruh depresiasi dolar
terhadap perekonomian indonesia.
Keadaan sebelum Depresiasi
Indonesia memiliki hutang luar negri kepada jepang , dalam bentuk mata uang yen sebesar 1.000.000 Y , dimana kurs saat itu di asumsikan :
1 $ = Rp 1500
1 $ = 25 Y
Untuk mengetahui nilai hutang indonesia dalam rupiah , kita lakukan perhitungan "Cross Rate" antara rupiah dan Yen perhitngan nya :
Cross Rate Rp/Y = Rp/$ x $/Y = 1.500/1 x 1/25 = 60 , jadi untuk 1 Y akan dihargai Rp 60,- .
dan karna kita memiliki hutang sebesar 1.000.000 Y, maka nilai hutang tersebut dalam rupiah adalah : 1000.000 Y x Rp 60 = Rp 60.000.000
Keadaan setelah depresiasi dolar
1 $ = Rp 1.500
1 $ = 20 Y ( dolar merosot nilainya, artinya di perlukan lebih sedikit yen untuk mendapatkan dolar)
Cross Rate Rupiah terhadap Y = Rp/Y= Rp/$ x $/Y = 1.500/1 x 1/20 = Rp 75/Y
Artinya setelah terjadi depresiasi dolar, nilai 1 yen jepang adalah sama dengan Rp 75 dengan kata lain mata uang rupiah-pun mengalami depresiasi terhadaop yen. sehingga nilai hutang indonesia saat itu menjadi :
1.000.000Y x Rp 75 = Rp 75.000.000
Kesimpulan nya adalah bahwa dengan merosotnya nilai dolar terhadap yen, maka akan menyebabkan nilai hutang luar negri kita terhadap jepang ikut membengkak sebesar Rp 25.000.000 ( Rp 75.000.000-Rp 60.000.000) ..
Pekiraan Penerimaan Negara
Secara garis besar sumber penerimaan negara berasal dari :
Keadaan sebelum Depresiasi
Indonesia memiliki hutang luar negri kepada jepang , dalam bentuk mata uang yen sebesar 1.000.000 Y , dimana kurs saat itu di asumsikan :
1 $ = Rp 1500
1 $ = 25 Y
Untuk mengetahui nilai hutang indonesia dalam rupiah , kita lakukan perhitungan "Cross Rate" antara rupiah dan Yen perhitngan nya :
Cross Rate Rp/Y = Rp/$ x $/Y = 1.500/1 x 1/25 = 60 , jadi untuk 1 Y akan dihargai Rp 60,- .
dan karna kita memiliki hutang sebesar 1.000.000 Y, maka nilai hutang tersebut dalam rupiah adalah : 1000.000 Y x Rp 60 = Rp 60.000.000
Keadaan setelah depresiasi dolar
1 $ = Rp 1.500
1 $ = 20 Y ( dolar merosot nilainya, artinya di perlukan lebih sedikit yen untuk mendapatkan dolar)
Cross Rate Rupiah terhadap Y = Rp/Y= Rp/$ x $/Y = 1.500/1 x 1/20 = Rp 75/Y
Artinya setelah terjadi depresiasi dolar, nilai 1 yen jepang adalah sama dengan Rp 75 dengan kata lain mata uang rupiah-pun mengalami depresiasi terhadaop yen. sehingga nilai hutang indonesia saat itu menjadi :
1.000.000Y x Rp 75 = Rp 75.000.000
Kesimpulan nya adalah bahwa dengan merosotnya nilai dolar terhadap yen, maka akan menyebabkan nilai hutang luar negri kita terhadap jepang ikut membengkak sebesar Rp 25.000.000 ( Rp 75.000.000-Rp 60.000.000) ..
Pekiraan Penerimaan Negara
Secara garis besar sumber penerimaan negara berasal dari :
Penerimaan dalam negri
Penerimaan pembangunan
Penerimaan dalam negri
Penerimaan dalam negri, untuk tahun tahun awal setelah masa pemerintahan orde baru masih cukup menggantungkan pada penerimaan dari ekspor minyak bumi dan gas alam . namun dengan mulai tidak menentunya harga minyak dunia , maka mulai disadari bahwa ketergantungan penerimaan dari sektor migas perlu di kurangi. untuk keperluan itu , maka pemerintah menempuh beberapa kebijaksanaan diantaranya :
Deregulasi bidang perbankan (1juni 1983).
Deregulasi bidang perpajakan (UU baru, 1 januari
1984), untuk memperbaiki penerimaan negara
Kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang selanjutnya
dapat menciptakan iklim usaha yang lebih sehat dan mantap.
Perkiraan
pengeluaran Negara
Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang dapat dikatakan selalu
ada dan telah terencana sebelumnya secara rutin:
-Pengeluaran untuk belanja pegawai
-Pengeluaran untuk belanja barang
-Pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
-Pengeluaran untuk membayar bunga dan cicilan hutang
-Pengeluaran untuk belanja barang
-Pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
-Pengeluaran untuk membayar bunga dan cicilan hutang
Pengeluaran
Pembangunan :
-Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen/lembaga
negara,diantaranya untuk membiayai proyek pembangunan sektoral yang menjadi
tanggung jawab masing-masing departemen/lembaga negara bersangkutan.
-Pengeluaran pembangunan untuk anggran pembangunan daerah (Dati I dan II )
Dasar Perhitungan Perkiraan Penerimaan Negara
Penerimaan dalam negeri dari migas : faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah
-Pengeluaran pembangunan untuk anggran pembangunan daerah (Dati I dan II )
Dasar Perhitungan Perkiraan Penerimaan Negara
Penerimaan dalam negeri dari migas : faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah
Produksi minyak rata-rata perhari
Harga rata-rata ekspor minyak mentah
Penerimaan
dalam negeri di luar migas: faktor yang di pertimbangkan adalah
Pajak penghasilan
Pajak pertambahan nilai
Bea masuk
Cukai
Pajak ekspor
Pajak bumi dan bangunan
Bea materai
Pajak lainnya
Penerimaan bukan pajak
Penerimaan hasil penjualan BBM
Penerimaan pembangunan : Terdiri dari penerimaan bantuan program dan proyek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar